PENCARI kedamaian, mungkin itu judul yang layak diberikan pada setiap orang termasuk juga saya di zaman ini. Terutama setelah mengalami banyak sekali kelelahan setelah melakukan banyak tugas dan aktivitas-aktivitas yang padat. Dengan kata lain, kedamaian rupanya telah menjadi barang yang langka sekaligus amat berguna di zaman ini. Pertanyaannya kemudian, benarkah kedamaian harus dicari? Kalau dicari, di manakah ia bersembunyi? Mungkinkah ia bukan bersembunyi malah disembunyikan? Ah maafkanlah pertanyaan, karena pertanyaan tidak saja membimbing pencarian, pertanyaan juga kerap terlalu bernafsu untuk segera sampai pada jawaban. Dan nafsu berlebihan akan jawaban-jawaban segera inilah yang kerap menjauhkan manusia dari kedamaian, termasuk saya sendiri.
Pada waktu saya SMA tepatnya di kelas 3, banyak sekali tugas dan masalah yang kuhadapi. Sehingga itu membwt beban pikiran dalam hidup saya, disisi lain saya masi harus menghadapi ujian nasional. Begitu berat beban yang saya hadapi pada waktu itu, setiap hari saya hanya bisa diam dan tersenyum pada teman-teman saya, tapi dibalik senyuman saya mereka tidak tahu apa yang sedang saya hadapi?
Pada waktu itu hanya ada satu di pikiran saya, yaitu saya harus mencari ketenangan teman yang bisa membantu saya dari beban pikran yang saya hadapi berkurang dan saya bisa merasa tenang. Setelah saya menemukan teman yang menurut saya baik dan dapat di percaya, sayapun menceritakan semua masalah yang saya hadapi, diapun mengerti dan bisa memahami apa yang sedang saya hadapi. Teman saya lansung menasehati dan berkata bahwa semua masalah pasti ada jalan keluar dan saya pun diberi solusi dan nasehat, saya pun menerima dengan baik nasehat dari dia.
Setelah beberapa hari, teman saya bertanya keadaan saya dan memberi nasehat yaitu bahwa saya harus mencari ketenangn hati atau kedamaian agar setiap ada masalah yang saya hadapi, saya bisa menghadapi masalah dengan tenang dan mengambil hikmah atau segi positifnya saja.
Satu pertanyaan yang sampai sekarang saya ingat dari teman saya yaitu, apakah kamu selama ini meninggalkan agamamu atau meninggalkan TUHANmu??? dan sayapun menjawab dengan jujur “IYA”. Teman saya pun memberi tahu saya bahwa kalau kita mendekatkan diri dengan TUHAN hati kita bisa merasakan tentram, damai dan dapat berpikir dengan tenang. Saya pun merenungka nasehat teman saya dan mencoba untuk melaksanakan apa yang telah diberikan oleh teman saya.
Setelah hari berganti hari dan minggu berganti minggu saya pun merasakan perubahan dalam diri saya yaitu ketenangan dan kedamaian yang selama ini tidak pernah saya rasakan, akhirnya saya rasakan juga dan saya pun merasakan tenang waktu ada masalah dan bisa mengambil segi positif dari semua masalah yang sedang saya hadapi.
Pecayahlah jika tidak ada kedamaian di antara kita, itu dikarenakan kita telah melupakah bahwa kita memiliki satu sama lain dan jika kita tidak melupakan satu sama lain terutama TUHAN kita pasti akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati yang kita inginkan. Apabila kita selalu mendekatkan diri dengan TUHAN kita pasti akan menapatkan ketenangan dan kedamaian hati, kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk.
Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski Anda berada di tengah-tengah keributan yang luar biasa.
Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri: sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang menekan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenanagan dalam dirinya sendiri meskipun ia berada di dalam satu peperangan.
"Kedamaian hati adalah kedamaian sejati."